Jumat, Juli 01, 2011

Upaya Israel Kuasai Masjidil Aqsa


"Perang dunia III akan dimulai dengan membenturkan zionisme dengan Islam." (Albert Pike, tokoh freemason Amerika abad 19)


Israel terus berupaya menguasai Masjid Al Aqsa, tempat suci umat Islam ketiga setelah Mekkah dan Madinah, dan menimbulkan kekhawatiran terjadinya kerusuhan yang dapat memicu perang besar antara umat Islam dan Israel.

Para ekstremis yahudi yang didukung pasukan pemerintah terus berupaya merebut Masjid Al Aqsa dari tangan umat muslim. Pada akhirnya, setelah masjid itu dikuasai, mereka akan membangun kuil yahudi, yang menurut keyakinan kaum ekstremis yahudi merupakan syarat turunnya messiah akhir jaman.

Pada tgl 25 Oktober lalu, pasukan Israel menyerbu Al Aqsa dengan tembakan peluru karet dan gas air mata kepada kerumunan umat Islam yang tengah berdoa di masjid. Mereka menangkap dan memukuli para jemaah, termasuk wanita dan anak-anak. Selanjutnya mereka menutup komplek masjid dan melarang umat Islam memasuki masjid untuk beribadah. Mereka selanjutnya memadamkan listrik di seluruh kawasan Jerussalem lama. Lebih dari 20 orang mengalami luka-luka dalam insiden itu, dan belasan orang ditangkap pasukan Israel.

Dan setelah masjid Al Aqsa dikuasai, para ekstremis yahudi kini telah membangun menoreh (simbol yahudi) raksasa di depan masjid. Ekstremis juga telah membangun model kuil yahudi di sana. Para ekstremis yahudi percaya, menguasai masjid Al Aqsa dan mendirikan kuil yahudi di atas reruntuhannya merupakan syarat kondisi bagi turunnya messiah (nabi) akhir jaman mereka. Mereka tidak peduli bahwa kawasan tersebut telah menjadi tempat suci umat Islam selama 1.300 tahun. 

Dengan berbagai provokasi tersebut para ektremis yahudi dan pemerintahnya percaya umat Islam akhirnya akan terusir dari masjid Al Aqsa. Namun pastinya tidak tanpa perlawanan umat Islam. Dan itu telah ditunjukkan oleh umat Islam Palestina, yang dengan segala kelemahannya sebagai warga jajahan, dengan gigih mempertahankan tempat tersebut dengan darah dan keringat.

Setelah pendudukan tersebut para pemimpin Islam Palestina menyerukan kepada warga Palestina untuk berbondong-bondong ke masjidil Aqsa mempertahankan tempat suci itu dari tangan yahudi. Israel kini telah membuka akses untuk ibadah umat Islam namun dengan pembatasan lebih ketat.

Sementara itu dalam upayanya mengkonsolidasikan diri dalam upaya perebutan masjid Al Aqsa, para ekremis yahudi telah mengadakan pertemuan di Jerussalem. Mereka menyerukan direbut dan diruntuhkannya masjidil Aqsa untuk didirikan kuil yahudi di atasnya. Pertemuan ini juga dihadiri para politisi yahudi.

Demi tercapainya tujuan itu, pertemuan menyerukan dilakukannya "upaya-upaya lebih keras dan tanpa banyak bicara", "diam-diam dan melalui cara sabotase" untuk "merubah status quo" masjidil Aqsa.

Beberapa waktu sebelumnya media-media utama Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel tengah merencanakan penggalian besar-besaran (untuk menemukan benda-benda bersejarah yahudi) di bawah komplek masjidil Aqsa yang mereka kuasai setelah pendudukan Jerussalem dari pasukan Jordania tahun 1967.

(Sebagaimana diketahui, tanpa perlawanan berarti pasukan Jordania menyerahkan Jerussalem kepada Israel dalam sebuah episode perang yang disebut "Perang 6 Hari". Bersama pasukan negara-negara Arab lainnya mereka "sengaja" menyerahkan sebagian wilayah Arab untuk dikuasai Israel. Kini kita mengetahui bahwa tentara Israel sebenarnya adalah para pengecut yang tidak tahan berperang terus-menerus lebih dari 3 bulan. Mereka keok melawan para pejuang Hizbollah dan Hamas, dua organisasi sosial yang bahkan tidak memiliki tentara reguler).

Penggalian-penggalian Israel yang telah menjadi perhatian umat Islam sejak tahun 1960-an, diyakini dapat meruntuhkan seluruh masjid. Namun Israel terus berbohong kepada para pemimpin Arab sekutunya seperti pemimpin Mesir, Jordania dan para pemimpin wahabi-salafi Arab Saudi bahwa penggalian itu dilakukan secara hati-hati. Selanjutnya para pemimpin tersebut di atas menjadi humasnya Israel dengan menjelaskan masalah penggalian itu kepada pemimpin Islam lainnya, tentunya berdasarkan versi Israel.

Adnan Al-Husseini, pemimpin Dewan Tertinggi Muslim di Jerussalem, termasuk para pendahulunya, telah mengeluarkan tuduhan bahwa dengan penggalian-penggalian itu Israel sebenarnya tengah merencanakan untuk meruntuhkan masjidil Aqsa.

"Ketika bertemu dengan pemimpin-pemimpin Islam, Israel selalu bersumpah penggalian-penggalian itu tidak membahayakan. Namun kami yang berada di sini dan melihat segalanya dengan mata kami sendiri yakin sepenuhnya bahwa tujuan utama Israel adalah menghancurkan masjidil Aqsa dan membangun kuil yahudi di atasnya," kata Al-Husseini.

Sheikh Mohamed Hussein, tokoh Islam lainnya di Jerussalem mengatakan bahwa kondisi al Aqsa saat ini “sangat, sangat berbahaya". “Otoritas Israel tengah berupaya menjadikan umat Islam tidak sensitif terhadap masalah ini dan pada satu titik dimana umat Islam akan membiarkan Israel menguasai al Aqsa. Namun tentu saja hal ini tidak akan pernah terjadi.”

Pada tahun 2000 tokoh yahudi Ariel Sharon mengunjungi Al Aqsa dengan kawalan ketat pasukan Israel. Dengan sengaja ia memasuki masjid dengan sepatu tetap menempel di kakinya. Umat Islam Palestina langsung melancarkan aksi protes besar-besaran yang berujung pada gerakan Intifadah II yang merengut nyawa ratusan warga palestina dan Israel. Dan aksi penyerbuan Israel terakhir ini di Jerussalem juga telah memicu berbagai aksi demonstrasi menentang Israel di berbagai negara di dunia.

"Mereka berusaha menguasai Al Aqsa setahap demi setahap sebagaimana mereka lakukan di Masjid Ibrahim setelah peristiwa berdarah tahun 1994. Di sana mereka membagi masjid menjadi dua dan memberikan bagian terpentingnya (tempat nabi Ibrahim dimakamkan) kepada umat Yahudi," kata Sheikh Hussein.


Sumber : cahyono adi.blogspot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar