Jumat, Agustus 15, 2008

Tanya Jawab Dengan Saikhul Islam Ibnu Taimiyah : DIMANA ALLAH?

Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ahmad ibnu Taimiyyah rohimahulloh pernah ditanya mengenai dua orang yang berselisih tentang masalah akidah/keyakinan. Seorang di antaranya berkata, “Orang yang tidak meyakini Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas langit adalah orang sesat.” Sedangkan yang satunya berkata, “Sesungguhnya Alloh itu tidak dibatasi oleh suatu tempat.” Padahal mereka berdua adalah sama-sama pengikut mazhab Syafi’i. Maka, jelaskanlah kepada kami tentang akidah Imam Syafi’i rodhiallohu ‘anhu yang kami ikuti dan bagaimanakah akidah yang benar?

Jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah:

Segala puji bagi Alloh, keyakinan Asy Syafi’i rohimahulloh dan keyakinan para pendahulu Islam seperti Malik, Ats Tsauri, Al Auza’i, Ibnu Mubarak, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, dan juga menjadi keyakinan para guru yang ditiru seperti Fudhail bin ‘Iyadh, Abu Sulaiman Ad Darani, Sahl bin Abdullah At Tusturi dan selain mereka adalah sama. Sesungguhnya di antara ulama tersebut dan yang seperti mereka tidak terdapat perselisihan dalam pokok-pokok agama.

Begitu pula Abu Hanifah rohmatullohi ‘alaihi, sesungguhnya keyakinan beliau dalam masalah tauhid, takdir dan perkara lainnya adalah sesuai dengan keyakinan para ulama di atas. Sedangkan keyakinan yang dipegang oleh para ulama itu adalah keyakinan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, itulah keyakinan yang dikatakan oleh Al Kitab dan As Sunnah. Asy Syafi’i mengatakan di bagian awal Muqoddimah Kitab Ar Risalah:

الحمد لله الَّذِي هُوَ كَمَا وصف بِهِ نفسه، وفوق مَا يصفه بِهِ خلقه.

“Segala puji bagi Alloh yang (terpuji) sebagaimana sifat yang Dia tetapkan untuk diri-Nya sendiri. Sifat-sifat yang tidak bisa digambarkan oleh makhluknya.”

Dengan demikian beliau rohimahulloh menerangkan bahwa Alloh itu memiliki sifat sebagaimana yang Dia tegaskan di dalam Kitab-Nya dan melalui lisan rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Begitu pula yang dikatakan oleh Ahmad bin Hambal. Beliau mengatakan: Alloh tidak diberi sifat kecuali dengan yang Dia tetapkan sendiri, atau sifat yang diberikan oleh Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam tanpa disertai tahrif (penyelewengan makna), tanpa takyif (memvisualisasikan), tanpa tamsil (menyerupakan dengan makhluk), tetapi mereka menetapkan nama-nama terbaik dan sifat-sifat luhur yang Dia tetapkan bagi diri-Nya. Mereka yakini bahwasanya:

لَيْسَ كمثله شيء وَهُوَ السميع البصير

“Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai dengan-Nya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” baik dalam sifat-sifatNya, Zat-Nya maupun dalam perbuatan-perbuatanNya. Kemudian beliau berkata: Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan segala yang ada di antara keduanya dalam waktu enam masa kemudian Dia bersemayam di atas Arsy; Dialah yang telah benar-benar berbicara dengan Musa; Dialah yang telah menampakkan diri kepada gunung dan gunung itu pun menjadi hancur terbelah karenanya, tidak ada satu makhluk pun yang memiliki sifat sama persis dengan-Nya, ilmu-Nya tidak sama dengan ilmu siapa pun, kemampuan-Nya tidak sama dengan kemampuan siapa pun, dan kasih sayang-Nya juga tidak sama dengan kasih sayang siapa pun, bersemayam-Nya juga tidak sama dengan bersemayamnya siapa pun, pendengaran dan penglihatan-Nya juga tidak sama dengan pendengaran dan penglihatan siapa pun. Ucapan-Nya tidak sama dengan ucapan siapa pun, penampakan diri-Nya tidak sebagaimana penampakan siapa pun.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menginformasikan kepada kita di surga itu ada daging, susu, madu, air, sutera dan emas. Dan Ibnu Abbas telah berkata,

لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مما فِي الآخرة إِلاَّ الأسماء.

“Tidak ada suatu pun di dunia ini yang ada di akhirat nanti kecuali hanya sama namanya saja.” 

Apabila makhluk-makhluk yang gaib ini ternyata tidak sama dengan makhluk-makhluk yang tampak ini -padahal namanya sama- maka Sang Pencipta tentu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan makhluk-Nya, inilah perbedaan Pencipta dengan makhluk yang diciptakan, meskipun namanya sama.

Alloh telah menamai diri-Nya Hayyan ‘Aliiman (Maha Hidup, Maha Mengetahui), Samii’an Bashiiran (Maha Mendengar, Maha Melihat), dan nama-Nya yang lain adalah Ra’uuf Rahiim (Maha Lembut, Maha Penyayang); Alloh itu hidup tidak seperti hidup yang dialami oleh makhluk, pengetahuan Alloh tidak seperti pengetahuan makhluk, pendengaran Alloh tidak seperti yang dialami pendengaran makhluk, penglihatan Alloh tidak seperti penglihatan makhluk, kelembutan Alloh tidak seperti kelembutan makhluk, kasih sayang Alloh tidak seperti kasih sayang makhluk.

Nabi bersabda dalam konteks hadits budak perempuan yang cukup populer: “Di mana Alloh?” Budak tersebut menjawab, “(Alloh) di atas langit.” Akan tetapi bukan berarti maknanya Alloh berada di dalam langit, sehingga langit itu membatasi dan meliputi-Nya. Keyakinan seperti ini tidak ada seorang pun ulama salaf dan ulama yang mengatakannya; akan tetapi mereka semuanya bersepakat Alloh berada di atas seluruh langit ciptaan-Nya. Dia bersemayam (tinggi) di atas ‘Arsy, terpisah dari makhluk-Nya; tidak terdapat sedikit pun unsur Dzat-Nya di dalam makhluk-Nya, begitu pula, tidak terdapat sedikit pun unsur makhluk-Nya di dalam Dzat-Nya.

Malik bin Anas pernah berkata:

إن الله فَوْقَ السماء، وعلمه فِي كلّ مكان

“Sesungguhnya Alloh berada di atas langit dan ilmu-Nya berada (meliputi) setiap tempat.”

Maka barang siapa yang meyakini Alloh berada di dalam langit dalam artian terbatasi dan terliputi oleh langit dan meyakini Alloh membutuhkan ‘Arsy atau butuh terhadap makhluk lainnya, atau meyakini bersemayamnya Alloh di atas ‘Arsy-Nya sama seperti bersemayamnya makhluk di atas kursinya; maka orang seperti ini adalah sesat, pembuat bid’ah dan jahil (bodoh). Barang siapa yang meyakini kalau di atas ‘Arsy itu tidak ada Tuhan yang disembah, di atas ‘Arsy itu tidak ada Tuhan yang orang-orang sholat dan bersujud kepada-Nya, atau meyakini Muhammad tidak pernah diangkat menghadap Tuhannya, atau meyakini kalau Al Quran tidak diturunkan dari sisi-Nya, maka orang seperti ini adalah Mu’aththil Fir’auni (penolak sifat Alloh dan pengikut Fir’aun), sesat dan pembuat bid’ah.

Ibnu Taimiyah berkata setelah penjelasan yang panjang, Orang yang mengatakan, “Barang siapa tidak meyakini Alloh di atas langit adalah sesat”, jika yang dimaksudkan adalah “barang siapa yang tidak meyakini Alloh itu di dalam lingkup langit sehingga Alloh terbatasi dan diliputi langit” maka perkataannya itu keliru. Sedangkan jika yang dimaksudkan dengan ucapan itu adalah “barang siapa yang tidak meyakini apa yang tercantum di dalam Kitab dan Sunnah serta telah disepakati oleh generasi awal umat ini dan para ulamanya -yaitu Alloh berada di atas langit bersemayam di atas ‘arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya- maka dia benar. Siapa saja yang tidak meyakininya berarti mendustakan Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti selain orang-orang yang beriman. Bahkan sesungguhnya dia telah menolak dan meniadakan Tuhannya; sehingga pada hakikatnya tidak memiliki Tuhan yang disembah, tidak ada Tuhan yang dimintainya, tidak ada Tuhan yang ditujunya.”

Padahal Alloh menciptakan manusia -baik orang Arab maupun non-Arab- yang apabila berdoa maka akan mengarahkan hatinya ke arah atas, bukan ke arah bawah. Oleh karena itu ada orang bijak mengatakan: Tidak pernah ada seorang pun yang menyeru: “Ya Alloh!!” kecuali didapatkan di dalam hatinya -sebelum lisan tergerak- dorongan ke arah atas dan hatinya tidak terdorong ke arah kanan maupun kiri.

Ahlu ta’thil dan ta’wil (penolak dan penyeleweng sifat Alloh) memiliki syubhat dalam hal ini. Mereka benturkan Kitabullah dan Sunnah Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan syubhat ini, mereka tentang kesepakatan salaful ummah dan para ulama. Mereka tentang fitrah yang telah Alloh anugerahkan kepada hamba-hambaNya, mereka tentang sesuatu yang telah terbukti dengan akal sehat. Dalil-dalil ini semua bersepakat bahwa Alloh itu berada di atas makhluk-Nya, tinggi di atasnya. Keyakinan semacam ini Alloh anugerahkan sebagai fitrah yang dimiliki oleh orang-orang tua bahkan anak-anak kecil dan juga diyakini oleh orang badui; sebagaimana Alloh menganugerahkan fitrah berupa pengakuan terhadap adanya (Alloh) Pencipta Yang Maha tinggi. Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shahih:

كلّ مولود يولد عَلَى الفطرة؛ فأبواه يهودانه، أَوْ ينصّرانه، أَوْ يمجسانه، كَمَا تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هَلْ تحسّون فِيهَا من جدعاء؟

“Semua bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah; Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana seekor binatang melahirkan anak dengan utuh tanpa ada anggota tubuh yang hilang, apakah menurutmu ada yang hilang telinganya (tanpa sebab sejak dari lahirnya)?” 

Kemudian Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu berkata: Jika kalian mau bacalah,

فطرة الله الَّتِي فطر النَّاس عَلَيْهَا، لاَ تبديل لخلق الله

“Itulah fitrah Alloh yang manusia diciptakan berada di atasnya, tidak ada penggantian dalam fitrah Alloh.” 

Inilah maksud dari perkataan Umar bin Abdul ‘Aziz: “Ikutilah agama orang-orang badui dan anak-anak kecil yang masih asli, yakinilah fitrah yang telah Alloh berikan kepada mereka, karena Alloh menetapkan bahwa fitrah hamba fitrah dan untuk memperkuat fitrah bukan untuk menyimpangkan dan juga bukan untuk mengubahnya.”

Sedangkan musuh-musuh para rosul seperti kaum Jahmiyah Fir’auniyah dan lain-lain itu bermaksud mengganti dan mengubah fitrah yang Alloh berikan, mereka lontarkan berbagai syubhat/kerancuan dengan kalimat-kalimat yang tidak jelas sehingga banyak orang itu tidak mengerti maksudnya; dan tidak bisa membantah mereka.

Sumber kesesatan mereka adalah penggunaan istilah-istilah yang bersifat global dan tidak bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah pula dikatakan oleh salah seorang ulama kaum muslimin, seperti istilah tahayyuz, jisim (jasad/raga), jihhah (arah) dan lain sebagainya.

Barang siapa yang mengetahui bantahan syubhat mereka hendaklah dia menjelaskannya, namun barang siapa yang tidak mengetahuinya hendaknya tidak berbicara dengan mereka dan janganlah menerima kecuali yang berasal dari Al Kitab dan As Sunnah, sebagaimana yang difirmankan Alloh,

وَإِذَا رأيت الَّذِينَ يخوضون فِي آياتنا فأعرض عنهم حتّى يخوضوا فِي حديثٍ غيره

“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami maka berpalinglah dari mereka hingga mereka mengganti pembicaraan.”

Barang siapa berbicara tentang Alloh, Nama dan Sifat-Nya dengan pendapat yang bertentangan dengan Al Kitab dan As Sunnah maka dia termasuk orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Alloh secara batil.

Kebanyakan dari mereka itu menisbatkan kepada para ulama kaum muslimin pendapat-pendapat yang tidak pernah mereka katakaberbagai hal yang tidak pernah mereka katakan, kemudian mereka katakan kepada para pengikut imam-imam itu: inilah keyakinan Imam Fulan; oleh karena itu apabila mereka dituntut untuk membuktikannya dengan penukilan yang sah dari para imam niscaya akan terbongkar kedustaannya.

Asy Syafi’i mengatakan, “Hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada Ahli ilmu kalam (baca: ahli filsafat) menurutku adalah dipukuli dengan pelepah kurma dan sandal lalu diarak mengelilingi kabilah-kabilah dan kaum-kaum sambil diumumkan: ‘Inilah balasan/hukuman yang dijatuhkan kepada orang yang meninggalkan Al Kitab dan As Sunnah dan malah menekuni ilmu kalam.’”

Abu Yusuf Al Qadhi berkata, “Barang siapa menuntut ilmu agama dengan belajar ilmu kalam dia akan menjadi zindiq (baca: sesat).”

Ahmad mengatakan “Tidak akan beruntung orang yang menggeluti ilmu kalam.”

Sebagian ulama mengatakan: Kaum mu’aththilah/penolak sifat Alloh itu pada hakikatnya adalah penyembah sesuatu yang tidak ada, sedangkan kaum mumatstsilah/penyerupa sifat Alloh dengan sifat makhluk itu adalah penyembah arca. Mu’aththil itu buta, dan mumatstsil itu rabun; padahal agama Alloh itu berada antara sikap melampaui batas/ghuluw dan sikap meremehkan.

Alloh ta’ala berfirman,

وكذلك جعلناكم أمّة وسطاً

“Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat yang pertengahan.” 

Posisi Ahlusunnah di dalam Islam seperti posisi Islam di antara agama-agama.

Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

(Majmu’ Fatawa V/256-261)

***

Dialihbahasakan oleh: Abu Muslih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Kamis, Agustus 07, 2008

Ternyata ....


Manusia adalah makhluk paling mulia di kolong langit ini. Setiap manusia memikul misi untuk beribadah kepada Alloh Azza wa jalla (saja) dan menjadi khalifah di bumi ini. Oleh karena demikian agungnya misi itu, maka manusia dari waktu ke waktu selalu memperoleh UJIAN, COBAAN, MUSIBAH, dan FITNAH. Semua itu diperlukan oleh manusia untuk menguji integritasnya,
MENGHAPUSKAN DOSA-DOSANYA (di saat-saat yang lalu), dan menaikkan grade-nya ke tempat yang lebih tinggi (dihadapan Alloh SWT).

Musibah, ujian, dan cobaan itu tentu bermacam ragamnya. Saking bervariasinya, tak mungkin manusia luput darinya. Ada ujian dan musibah
berupa penyakit, problem rumah tangga, sakit berkepanjangan, kegagalan anak-anak lulus sekolah, kegagalan dalam mencapai cita-cita yang diinginkan, kemiskinan, dsb. Jadi ?

Boombing the Human Population

Kenaikan harga pangan dan energi, perubahan iklim, serta meningkatnya migrasi dan kejahatan internasionalakan memicu ketidak adilan dan kekerasan didunia pada tahun-tahun mendatang. Demikian isi laporan berjudul “ 2008 State of Future Report” yang dibuat para analis di Lembaga Millenium Project.

Separruh penduduk rawan kekerasan dan ketidakstabilan. Factor penyebabnya :

1. Kenaikan harga pangan dan energi.

Salah satu tantangan utama bagi kemanusiaan adalah ketersediaan air bersih. Sekarang ini sekitar 700 juta penduduk dunia sudah kesulitan air bersih (dengan definisi kurang dari 1.000 kubik permeter perkapita per tahun). Jumlah warga yang menderita akan meningkat pada tahun 2025 karena perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan peningkatan air per kapita.

2. Kegagalan beberapa negara.

56 negara dengan jumlah penduduk 1,2 miliar jiwa menghadapi risiko ketidakstabilan politik.

46 negara dengan jumlah penduduk 2,7 miliar jiwa menghadapi risiko tinggi konflik bersenjata.

Jumlah penduduk dunia sekarang yang sekitar 6,7 miliar jiwa akan menjadi 9,2 miliar jiwa pada 2050 dan kemudian turun 5,5, miliar jiwa pada 2100.

3. Perubahan iklim.

Saat ini mulai terjadinya transisi perubahan iklim yang tidak stabil. Daerah jazirah Arab yang terkenal gersang akan mengalami kesuburan tanah, akibat turunnya salju di beberapa daerah.

4. Penurunan pasokan air bersih, pangan dan energi perkapita.

Mulai bertambahnya daerah rawan kekurangan air bersih akibat dari pengalihan fungsi hutan, daerah resapan, serta musim kemarau yang berkepanjangan. Hingga menyebabkan berkurangnya hasil panen pangan dan akibat dari hama.

5. Penggundulan Hutan.

Mulai maraknya illegal logging akibat dari perluasan daerah mukim masyarakat setempat, berubahnya fungsi hutan hingga menyebabkan terjadinya penambahan daerah mukim akibat laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat.

6. Peningkatan migrasi karena ketegangan politik.

Terjadinya peperangan di Negara asal membuat penduduk harus berpindah ke daerah yang aman. Salah satunya penduduk Palestina migrasi ke daerah Mesir.

7. Memburuknya lingkungan hidup.

Hal yang dapat mengancam kehidupan manusia, adalah perubahan lingkungan yang drastic. Dimulai dari berubahnya pengalihan fungsi hutan. Pembalakan liar, pemusnahan habitat langka, berdirinya pabrik-pabrik yang menghasilkan polusi tanpa pengaman. Overheat akan semakin sering trejadi akibat dari lapisan ozon yang semakin berlubang.

8. Memburuknya kondisi ekonomi.

Negara-negara berkembang masih kesulitan untuk mengembangkan perekonomian di tahun-tahun sekarang akibat globalisasi yang mengarah pada monopoli suatu bidang. Sehingga banyak investor-inbestor asing yang akan menghisap habis daerah sumber daya alam di Negara berkembang. Ini akibat dari kerusakan moral, aklak di berbagai aspek dari pemerintah hingga pelajar.

9. Memburuknya kondisi Moral, Akhlak.

Kondisi inilah yang paling utama dalam membuat ketidakstabilan seluruh jalur lingkungan hidup karena tidak didasari agama yang “benar”.


Jika ini terus berlanjut kemungkinan untuk terjadinya bencana dengan dammpak yang besar akan terjadi. Bumi yang sudah tua, entah sampai berapa tahun lagi akan mampu menampung miliyaran manusia yng sudah tidak mau merawat bumi. Bukankah The Sign of Last Day sudah mulai terlihat dalam kita Al-Quran. Kenapa manusia selalu menyangkalnya ?


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. AL – Imron : 185 )

The Gejayan street and Colombo street

Diantara kita, mungkin masih banyak yang mengira bahwa jalan yang terletak dekat UNY yang menjulur hingga ke Ring Road Utara adalah jalan Gejayan. Padahal di pertigaan jalan itu terpampang nama Jalan Afandi. Saya sendiri dulunya heran, padahal namanya Jalan Gejayan kok ada nama Jalan Afandi. Kenapa bisa begitu ? Ternyata terdapat peristiwa sejarah yang berada di jalan Gejayan tersebut.

Peristiwa Reformasi dan kerusuhan bulan Mei 1998 di Yogyakarta tentu tidak dapat dipisahkan dari jalan Gejayan dan Kolombo disamping tempat-tempat lain seperti Bunderan UGM, Kantor Pos Besar dll. Jalan yang berada di jantung pemerintahan Kecamatan Depok ini terletak dekat dengan kampus-kampus besar di Yogyakarta seperti IKIP Karangmalang (sekarang UNY), Universitas Sanata Darma dan dekat kampus UGM. Selain itu jalan ini menjadi salah satu akses utama masyarakat kecamatan Depok menuju tempat perbelanjaan, Kantor Pemerintahan dan tentu saja sebagai penghubung ke kecamatan atau kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jalan Gejayan dan Kolombo merupakan tempat bersejarah yang dimana dijalan ini mahasiswa-mahasiswa dari kampus-kampus di daerah Yogyakarta menyalurkan aspirasi. Di jalan ini pula kerusuhan yang menyebabkan toko-toko terbakar, rusak serta penjarahan terjadi. Massa demonstran yang semula berasal dari kalangan akademisi menjalankan aksinya dengan damai, berubah menjadi aksi anarkis ketika massa dari berbagai elemen ikut didalamnya. Hal ini yang menjadi salah satu awal tidak terkendalinya massa demonstran dan awal terjadinya kerusuhan.

Peristiwa yang tertanam dalam ingatan dalam kejadian kerusuhan di jalan Gejayan dan Kolombo pada bulan Mei 1998 adalah peristiwa tewasnya mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Mahasiswa yang bernama lengkap Moses Gatutkaca ini tewas pada hari Jum’at tanggal 8 Mei 1998. Moses Gatutkaca merupakan salah satu pahlawan reformasi yang gugur di Ibu kota.

Moses ditemukan sekarat oleh beberapa mahasiswa dari Posko PMI Universitas Sanata Dharma, sesaat setelah aparat melakukan pembersihan di daerah bentrokan sekitar hotel Radisson Yogyakarta ( Jogja Plasa Hotel). Moses ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangannya patah menelikung ke belakang, dan kepalanya mengalami luka parah. Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir. Dengan menggunakan ambulans Moses dibawa ke rumah sakit PAnti Rapih sekitar pukul 21.55 WIB, dalam perjalanan ia kemudian meninggal. Dari hasil visum dokter menyatakan korban mengalami pendarahan telinga dan mulut diduga mengalami retak tulang dalam dasar tengkorak.

Sebagai bentuk penghormatan maka sejak tanggal 20 Mei 1998 Jalan Kolombo yang berada disebelah utara hotel Radisson (Jogja Plaza) ini diubah namanya menjadi jalan Moses Gatutkaca. Sedangkan jalan Gejayan berubah nama menjadi Jalan Affandi. Tentu apapun nama jalannya saat ini kita tentu takkan bisa melepaskan dengan nama Jalan Gejayan, bahkan masih banyak orang yang tidak tahu tentang berubahnya nama Jalan Gejayan menjadi Jalan Affandi.

Selasa, Agustus 05, 2008

Intel® Centrino® 2 Processor Technology

For Mobile Computing
The best notebooks have Intel® Centrino® 2 processor technology insideΔ1

Intel’s NEWEST and BEST performing notebook technology includes:
• Up to 50% faster performance when multitasking‡1
• Up to 2X greater range and up to 5X better wireless performanceΔ2
• Designed for the longest possible battery lifeΔ3
• Up to 90% faster performance on intensive multimedia applications like HD video encoding‡2
"Faster processors and chipsets. Great-looking video and graphics. Stronger and faster wireless signals. Better security and manageability. Designed for energy efficiency to enable great battery life. An option to turbo-speed boot time and software application loading"
Read Article
Pakistan Observer, Pakistan | May 10, 2007
WHAT INSIDE ?
What’s InsideIntel® Centrino® 2 processor technology is not just a processor, but a revolutionary technology made up of a dual-core processor, chipset, and integrated wireless—designed together for outstanding performance, amazing battery life and faster, broader wirelessΔ2. In short, it is the ultimate in mobile computing for today’s nomadic lifestyle.

Intel® Core™2 Duo processors

Key Features

Intel® Centrino® Processor Technology

Unsurpassed mobile computing performance
Get performance that meets the processing needs of the most demanding multitasker, whether you’re editing photos, watching HD video, or gaming. With a minimum of 3MB Smart Cache and 1066MHz Front Side Bus, Intel® Centrino® 2 processor technology delivers performance gains of up to 50 percent.‡1 No more waiting for your notebook to catch up!
Break free with longer battery life
To keep you unplugged longer, we’ve incorporated Deep Power Down and other energy-efficient capabilities into Intel Centrino 2 processor technology. So you won’t need to search for power outlets at every stop along your travels.
Like you’ve never seen or heard before
With HD video and audio decoding, you can access and enjoy more exciting media content than ever while on-the-go.
The future of wireless – today
Operate wirelessly with up to five times better wireless performance, including faster Web browsing, file transfers and rich media downloads.Δ2 Go from office to park bench to café and back home again without missing an online minute.
Enhanced digital media experience
With Intel® Graphics Technology, you’re choosing a smarter, integrated solution for your visual needs. You’ll experience the hottest media in razor-sharp 1080p HD with crystal-clear images and brilliant color.λ And you’ll enjoy more than three times better graphics performance for a rich, realistic and immersive experience while you’re gaming or watching video.‡3