“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60)
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah : 190)
“Sudah jelas, tiap produk yang mereka bikin selalu menghasilkan keuntungan yang sebagian besarnya dibelikan peluru untuk dipakai membunuhi Muslim Palestina…” (Allahuyarham Ustadz Rahmat Abdullah)
Tragedi kemanusiaan yang menimpa ratusan relawan pro Gaza di kapal Mavi Marmara dan lima kapal lainnya yang diserang tentara Zionis-Israel beberapa hari lalu menyatukan hati umat manusia di seluruh dunia untuk membela rakyat Palestina di Jalur Gaza yang sejak tahun 2006 telah diembargo total Zionis-Israel dan sekutu-sekutunya. Aksi demonstrasi pecah di mana-mana mengutuk Zionis-Israel. Berbagai acara diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah digelar. Doa bersama dipanjatkan.
Dan di tengah-tengah aksi solidaritas ini kembali muncul seruan agar seluruh penduduk dunia yang masih memiliki nurani agar melakukan boikot terhadap seluruh produk pro Zionis-Israel.
Seruan aksi boikot ini tentunya tidak bisa dipisahkan dari fatwa Dr. Yusuf Qaradhawy yang pada hari Jum’at pekan pertama November 2000, di hadapan jamaah sholat Jum’at di Masjid Umar bin Khattab, Qatar, menyerukan dunia agar memboikot produk pro Israel. Qaradhawy berkata:
“Tiap-tiap riyal, dirham, dan sebagainya, yang digunakan untuk membeli produk dan barang Israel atau Amerika, dengan cepat akan menjelma menjadi peluru-peluru yang merobek dan membunuhi pemuda dan bocah-bocah Palestina. Sebab itu, diharamkan bagi umat Islam membeli barang-barang atau produk musuh-musuh Islam tersebut. Membeli barang atau produk mereka, berarti ikut serta mendukung kekejaman tirani, penjajahan, dan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap umat Islam di belahan dunia lainnya...”
Seruan ini mendapat sambutan yang hangat dan hampir seluruh aktivis Islam, juga aktivis kemanusiaan pro Palestina yang terdiri dari berbagai agama dan ras, juga melakukan aksi boikot seperti yang diserukan Qaradhawy. Berbagai perusahaan donatur Zionis-Israel pun sempat mengalami kolaps oleh aksi boikot ini. Namun disebabkan gerakan ini “hangat-hangat tahi ayam”, maka dengan cepat perusahaan-perusahaan ini bisa bangkit kembali.
Di sisi lain, terdapat sedikit salah persepsi tentang gerakan boikot produk pro Zionis-Israel ini. Banyak yang mengira, gerakan ini adalah gerakan tidak menggunakan dan tidak mengkonsumsi, padahal fatwa Qaradhawy sendiri dengan jelas menyebutkan:
“…diharamkan bagi umat Islam membeli barang-barang atau produk musuh-musuh Islam tersebut. Membeli barang atau produk mereka, berarti ikut serta mendukung kekejaman tirani, penjajahan, dan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap umat Islam di belahan dunia lainnya.”
Tidak bisa lain. Yang diharamkan adalah mengalirkan uang milik umat Islam ke dalam kantong-kantong perusahaan-perusahaan Zionis-Israel itu.
Qaradhawy mengatakan, “…Membeli barang atau produk mereka, berarti ikut serta mendukung kekejaman tirani, penjajahan, dan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap umat Islam di belahan dunia lainnya...”
Yang diharamkan adalah mengalirkan uang milik umat Islam kepada perusahaan donatur Zionis karena uang itu akan diputar di dalam industri senjata mereka untuk membunuhi rakyat Palestina. Disini, yang diharamkan bukan saja ‘pembelian’ dalam hal barang pro Zionis, tetapi juga diharamkan melakukan ‘penyewaan tempat’ terhadap hotel-hotel donatur Zionis-Israel, karena hal ini juga berarti mengalirkan uang milik umat Islam ke kantong musuh-musuh Allah Swt.
Gerakan boikot produk pro Zionis-Israel dilakukan untuk menembus blokade atau embargo Zionis-Israe atas warga Gaza. Misi yang sama dilakukan oleh ratusan relawan dunia yang kemarin diserang tentara Israel laknatullah di perairan internasional, ratusan kilometer di barat Palestina. Sebab itu, ada baiknya kita flash-back dulu, menengok kejadian empat tahun lalu ketika Israel mulai memblokade Jalur Gaza. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Blokade Zionis Atas Gaza Adalah Gerakan Boikot
Pada tahun 2006, di bawah tekanan Zionis-Israel dan juga Barat, rakyat Palestina menyelenggarakan pemilihan umum yang diakui banyak lembaga pemantau pemilu dunia sebagai pemilu paling demokratis di negeri ini. Kelompok pejuang HAMAS keluar sebagai pemenang, mengalahkan faksi Fatah yang plin-plan dan memilih bermusyarokah dengan Zionis-Israel.
Kenyataan ini memperlihatkan jika sesungguhnya mayoritas rakyat Palestina menginginkan pemimpin yang teguh memelihara agamanya, dan bernyali besar untuk terus melawan tirani Zionis-Israel yang telah menjajah Palestina selama puluhan tahun.
Kenyataan ini memperlihatkan jika sesungguhnya mayoritas rakyat Palestina menginginkan pemimpin yang teguh memelihara agamanya, dan bernyali besar untuk terus melawan tirani Zionis-Israel yang telah menjajah Palestina selama puluhan tahun.
Rakyat Palestina telah melihat, bertahun-tahun Palestina berada di bawah kepemimpinan Fatah, korupsi meraja-lela, dekadensi moral berhembus, dan bukannya berjuang memerdekakan Palestina namun para pejabatnya malah bermusyarokah dengan Zionis-Israel dan Zionis-AS untuk memerangi pejuang-pejuang kemerdekaan Palestina. Jelas, rakyat Palestina sudah muak dengan tipe kepemimpinan seperti ini.
Kemenangan HAMAS tidak disukai Zionis-Israel, AS, dan para sekutunya di Eropa. Mereka mendorong Fatah untuk melakukan provokasi terhadap HAMAS. Maka pecahlah konflik terbuka antara HAMAS dengan Fatah.
Kala itu, Amerika Serikat dan Zionis-Israel banyak membantu Fatah dengan mengirimkan banyak senjata api lengkap dengan pelurunya, beserta segala peralatan militer yang diperlukan Fatah untuk menggempur HAMAS. Akhirnya, HAMAS berhasil menguasai Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir, dan Fatah menguasai West Bank (Tepi Barat) yang berbatasan dengan Yordania.
Untuk melemahkan HAMAS, Amerika dan Zionis-Israel—dibantu penguasa boneka negara-negara Arab seperti Presiden Hosni Mubarrak dari Mesir—melancaran aksi boikot total terhadap Jalur Gaza. Boikot atau embargo total terhadap warga Jalur Gaza meliputi seluruh aspek seperti bahan makanan, air, listrik, obat-obatan, dan sandang-pangan.
Jalur Gaza menjadi penjara paling mengerikan di seluruh dunia. Jika para kriminal Amerika di penjara Alcatraz saja masih diberi makan, maka warga Palestina yang ada di Jalur Gaza sama sekali tidak diberi apa-apa. Alhamdulilah, walau demikian, warga Jalur Gaza masih bisa tetap bertahan hidup sampai hari ini dengan segala ujian keimanannya.
Boikot Kuffar Quraisy Terhadap Rasulullah SAW
Sejarah embargo atau boikot terhadap umat Islam yang dilakukan musuh-musuh Allah SWT sebenarnya memiliki jejak yang panjang. Apa yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza sesungguhnya merupakan pengulangan dari apa yang menimpa Rasululah SAW dan para sahabat yang diembargo total oleh Suku Quraisy.
Seperti juga kaum Zionis, penentangan kaum kuffar terhadap dakwah Islam senantiasa dilakukan dengan berbagai cara. Untuk menggoyahkan pilar-pilar dakwah Islam, mereka biasanya selalu mengawali dengan cara-cara yang terlihat manis. Mereka menawarkan kehidupan yang jauh lebih baik, jauh lebih nyaman, seperti harta yang banyak, rumah yang bagus, kendaraan mewah, dan juga para perempuan cantik, agar para pejuang dakwah mau berkompromi dengan kaum kuffar tersebut alias mau bermusyarokah dengan musuh-musuh Allah Swt tersebut.
Disinilah akan ketahuan mana pejuang dakwah yang sungguh-sungguh ingin menghidupkan Islam dan mana “pejuang dakwah” yang sesungguhnya lebih condong untuk “menumpang hidup pada Islam”.
Yang terakhir ini lebih memilih untuk bermusyarokah dengan musuh-musuh Allah Swt, memutar-mutar lidahnya menjungkir-balikkan ayat-ayat kitab suci al-Qur’an sekehendak syahwatnya demi mendapatkan kekuasaan, berbagai fasilitas mewah, gaji yang besar, dan ujung-ujungnya melakukan nikah sirri dengan alasan sunnah Rasul.
Tapi mereka ini lupa, Rasulullah Saw dalam melakukan poligami, menikahi banyak janda-janda yang sudah nenek-nenek dengan banyak anak. Hanya Aisyah dan Maryam yang masih gadis ketika dinikahi Rasul SAW. Namun mereka yang bermusyarokah dengan kezaliman ini malah menikahi gadis-gadis cantik, berbeda dengan yang dilakukan Rasul Saw. Ini terjadi dimana-mana sampai sekarang.
Jika cara halus tidak mempan menghentikan laju dawah Islam yang dilakukan para pejuang dakwah, maka barulah kaum kuffar melancarkan cara-cara kekerasan yakni dengan teror, ancaman, intimidasi, dan bahkan dengan pembunuhan yang bisa dilakukan dengan menggelar peperangan atau pembunuhan secara diam-diam. Semua ini masih dilakukan kaum kuffar sampai sekarang di mana pun mereka berada.
Demikianlah, cara pertama ternyata tidak mampu membuat Rasul SAW dan para sahabat goyah. Dengan intimidasi dan teror pun ternyata tidak mempan. Akhirnya kenyataan ini membuat kaum kafir Quraisy memakai jalan terakhir, yakni peperangan.
Dengan segenap kekuatan yang mereka miliki, kaum kafir Quraiys melakukan pemboikotan total terhadap Rasul SAW dan para sahabatnya. Mereka menulis selembar kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani Abdil-Muththalib.
Pengumuman itu berisi: “Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya: Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka, dan Tidak boleh berjual beli (muamalah) dengan mereka.”
Untuk memberi pesan kepada umat Islam bahwa sikap mereka sungguh-sungguh, maka pengumuman itu ditempelkan di salah satu sudut Ka’bah.
Bahkan salah seorang tokoh Quraisy, Abu Lahab, mendatangi para pedagang di pasar dan berkata lantang: “Wahai para pedagang! Naikkan hargamu kepada sahabat-sahabat Muhammad sehingga mereka tidak bisa membeli apapun, kalian semua sudah mengetahui kekayaanku, dan kalian sudah tahu bahwa saya akan menepati janjiku, saya akan mengganti dagangan kalian semua, tidak akan ada kerugian atas kalian.”
Dengan sendirinya, tatkala melihat keuntungan yang pasti ada di depan matanya, maka para pedagang pun menaikkan harga barang dagangannya berlipat-lipat sehingga tidak bisa dijangkau oleh kaum Muslimin. Lalu para pedagang itu menutup kedainya dan berbondong-bondong ke rumah Abu Lahab. Semua barang dagangan mereka dibeli oleh Abu Lahab dengan harga yang berlipat. Para pedagang itu pulang ke rumah dengan hati yang berbunga-bunga.
Namun sebaliknya, para sahabat Nabi SAW pulang ke rumah dengan tangan hampa. Anak dan isterinya pun diberitahu jika semua dagangan di pasar telah diborong oleh Abu Lahab. Maka seluruh sahabat Nabi SAW, isteri, dan anak-anaknya pun harus menahan lapar berhari-hari. Walau demikian para pejuang Islam ini tetap dalam keimanannya yang teguh, tidak goyah sedikit pun untuk meminta keringanan atau bahkan berunding dengan kaum musyrikin Quraiys.
Tidak ada musyarokah atau koalisi dengan kezaliman, demikian keteguhan umat Islam generasi pertama ini. Di dalam sujud-sujud panjangnya, Rasul SAW dan para sahabat ini memanjatkan doa agar Allah SWT menurunkan rahmat-Nya. Hanya kepada Allah SWT mereka meminta dan berharap, tidak kepada yang lain.
Di tengah penderitaan inilah Allah SWT akhirnya menundukkan hati sebagian tokoh Quraiys, diantaranya adalah Hisyam bin Amr. Dia diam-diam membawa unta-untanya yang penuh membawa makanan di malam hari ke wilayah perkampungan Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Ketika sudah dekat, ia lepaskan kendali untanya dan dihela agar berjalan masuk perkampungan kaum Muslimin. Di lain hari, Hisyam bin Amr juga melepaskan unta-untanya di malam hari dengan membawa pakaian dan segala barang yang dibutuhkan kaum Muslimin.
Orang-orang Arab yang mengikuti Nabi SAW saat itu sebenarnya tidak saja terdiri dari umat Islam, namun yang masih dalam kekafiran pun ikut. Saat itu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, para pengikut Rasulullah SAW, belum semuanya bersyahadat. Namun walau demikian, mereka ikut dengan Rasulullah SAW dan bersama-sama berlindung dari penindasan kaum musyrikin Quraisy. Mereka yang masih kafir bergabung dengan motivasi kesukuan, sedang yang muslim tentu dengan motivasi akidah.
Boikot total kaum musyrikin Quraiys berlangsung selama tiga tahun. Hal ini mengakibatkan para pengikut Rasul SAW sampai memakan daun-daunan untuk bisa bertahan hidup.
Allah SWT Maha Pembolak-balik hati setiap mahluk-Nya. Demikian yang terjadi pada Hisyam bin Amr. Tokoh yang dimuliakan kaum Quraiys ini akhirnya luluh melihat keteguhan Rasul SAW dan para sahabatnya menahan penderitaan demi akidah tauhid.
Diam-diam Hisyam bin Amr menemui orang yang diyakininya sepakat dengan dirinya. Dia menemui Zuhair bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, dan berkata, “Wahai Zuhari, relakah kamu makan makanan, berpakaian, dan menikah, sementara paman dan bibimu dalam keadaan yang kamu tahu, tidak boleh jual beli, tidak boleh menikah atau dinikahi. Sedang aku bersumpah dengan nama Allah: Bahwa kalau paman bibinya Abul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), kau ajak seperti yang aku sampaikan kepadamu, mereka tidak akan pernah mau menerimanya.”
Zuhair menjawab, “Celaka sekali wahai Hisyam, lalu apa yang bisa kita lakukan? Aku hanyalah seorang diri. Demi Allah, jika ada orang lain bersama dengan kami, maka kami akan cabut embargo ini.”
Hisyam bin Amr menjawab, “Aku menemukan orang lain.” Zuhari bertanya, siapakah dia? Hisyam menjawab bahwa dialah orangnya. Merasa belum cukup kuat, Zuhair berkata, “Cari seorang lagi, sehingga kita bertiga.”
Lalu Hisyam menemui Muth’im bin Adiy, dan menyampaikan apa yang disampaikannya pada Zuhair bin Umayyah. Muth’im pun menyuruhnya untuk mencari orang keempat. Akhirnya Hisyam menemui Abul Buhturiy bin Hisyam dan menyuruhnya untuk mencari orang kelima. Lalu bergabunglah Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib.
Lantas, kelima orang ini sepakat untuk menggelar pertemuan di malam hari di sebuah bukit di Mekah. Dalam musyawarah itu mereka sepakat untuk membatalkan kesepakatan boikot. Pagi harinya, Zuhair bin Umayyah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, lalu dia berdiri menghadap orang-orang di sekitarnya dan berseru lantang, “Wahai warga Mekah, apakah kita makan, memakai pakaian sementara Bani Hasyim mati kelaparan, tidak boleh jual beli, demi Allah saya tidak akan duduk sehingga pengumuman embargo yang zhalim ini dirobek!”
Abu Jahal yang melihat kejadian tersebut berkata, “Bohong kamu, demi Allah, pengumuman itu tidak boleh dirobek!” Dengan berani Zam’ah bin Al-Aswad maju ke depan dan berkata, “Engkau, demi Allah, lebih pendusta, kami tidak pernah menyetujuinya sejak engkau menulisnya.”
Abul Buhturiy pun maju dan berkata, “Benar Zam’ah, kami tidak pernah setuju pengumuman itu dan tidak pernah mengakuinya.” Lalu Muth’im bin Adi mengatakan, “Kalian berdua benar, dan bohong orang yang mengatakan selain yang kalian berdua katakan. Kami berlepas diri darinya dan tulisan yang ada di dalamnya.” Hisyam bin Amr pun menguatkan sahabt-sahabatnya.
Melihat kelima orang yang berani itu, Abu Jahal tersenyum sinis, “Ini pasti sudah diputuskan di malam hari, kalian telah bermusyawarah tentang hal ini di luar tempat ini.”
Muth’im bin Adiy tanpa gentar berdiri dan maju mendekati tempat ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya.
Muth’im bin Adiy tanpa gentar berdiri dan maju mendekati tempat ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya.
Dia begitu kaget lantaran pengumuman itu sudah dimakan tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab saat menulis surat. Allah SWT telah memerintahkan tanah, sebagai tentaranya, untuk memakan pengumuman yang menempel di Ka’bah itu dan menyisakan nama-Nya.
Melihat ini semua, warga Mekkah pun geger. Pemboikotan terhadap Rasul Saw dan para pengikutnya pun berakhir dengan kemenangan di pihak al-haq.
Gerakan Boikot Produk Zionis Hari Ini
Gerakan boikot produk pro Zionis-Israel adalah hal yang mudah. Semua sisi, seluk beluk tentang aksi ini, termasuk daftar produk apa saja yang dimasukkan dalam kategori “haram dibeli oleh umat Islam dan siapa pun yang peduli dengan kemanusiaan” bisa dilihat di http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.php.
Sebuah buku yang ditulis Rizki Ridyasmara berjudul “Boikot Produk Pro Israel!: Melawan Zionis Dari Dalam Rumah” (Pustaka Alkautsar; Februari 2009) pun secara detil ikut memuat semua aspek tentang gerakan ini.
Jika di hari ini, di hari ketika kebiadaban Zionis-Israel sudah begitu terang dan jelas di mata seluruh dunia, maka jika Anda masih saja enggan untuk ikut dalam gerakan dunia untuk menolong rakyat Palestina di Jalur Gaza, dan jika Anda masih saja mau membeli produk yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan donatur Zionis-Israel, jika Anda masih saja mau menginap atau menyewa hotel, resort, bungalow, dan sebagainya yang milik Zionis-Yahudi (tentunya juga berarti mengalirkan uang Anda ke kantong perusahaan Zionis-Israel), maka dengan sendirinya, sadar atau pun tidak, mengakui atau pun menolaknya, Anda adalah sekutu bagi Zionis-Israel dan musuh bagi warga Gaza.
Islam telah begitu jelas dan terang memberikan panduan bagi umat Muslim untuk menghancurkan kezaliman. Jika tidak bisa dengan tangan (sikap dan perbuatan), maka lakukanlah dengan tulisan, dan jika tidak juga maka lawanlah dengan hatimu. Dan melawan kezaliman dengan hati merupakan bentuk selemah-lemahnya iman.
Saudaraku, apakah kalian sudi dikatakan memiliki iman yang lemah? Tentu saja tidak.
Sebab itu, lawanlah kezaliman dengan sikap dan perbuatan yang nyata. Bergabunglah dengan karavan besar ini untuk bersama-sama menghancurkan Zionis-Israel, dan bukan bergabung dengan karavan besar untuk menolong eksistensi Zionis-Israel! [eramuslim.]
Sebab itu, lawanlah kezaliman dengan sikap dan perbuatan yang nyata. Bergabunglah dengan karavan besar ini untuk bersama-sama menghancurkan Zionis-Israel, dan bukan bergabung dengan karavan besar untuk menolong eksistensi Zionis-Israel! [eramuslim.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar