Kamis, Oktober 11, 2012

Ternyata Akhirat ‘Masih’ Tidak Kekal (9-Habis)


~ AKHIRAT BARU DI FASE KEEMPAT, FASE KELIMA LENYAP ~

Lumayan panjang sudah, saya menguraikan logika sains dalam memandang ‘ketidak-kekalan’ dunia dan akhirat. Bahwa, ditinjau dari sisi mana pun planet Bumi – dunia – dan alam semesta berlapis tujuh – akhirat – niscaya bakal ‘musnah’. Diantara sekian panjang analisa sains itu, satu note saya khususkan untuk membahas istilah ‘baqaa, khalada’, dan ‘abadaa’ yang memunculkan kerancuan makna ketika diterjemahkan ‘kekal’ ke dalam bahasa Indonesia.

Maka, untuk melengkapi pembahasan tersebut, saya ingin menyampaikan informasi Al Qur’an yang bercerita dengan sangat gamblang (muhkamaat) bahwa fase kehidupan akhirat itu memang bukan fase terakhir dalam drama penciptaan alam semesta. Karena, setelah fase akhirat itu ternyata masih ada satu fase lagi yang benar-benar akan membinasakan ‘alam baqa’ itu sehingga lenyap, kembali kepada Sang Pencipta. Persis seperti diklaim oleh Allah sendiri di dalam firman-Nya berikut ini.

QS. Al Baqarah (2): 28
Mengapa kamu mengingkari Allah, padahal kamu tadinya mati (fase ke-1), lalu Allah menghidupkankamu (fase ke-2), kemudian kamu dimatikan (fase ke-3) dan dihidupkan-Nya kembali (fase ke-4), kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya (fase ke-5)?

Karena ini ayat muhkamaat, maka kita dengan sangat mudah memahami dan mencocokkan dalam realitas kehidupan, bahwa manusia memang mengalami 5 fase itu.

FASE KE-1, adalah fase dimana manusia belum dihidupkan oleh Sang Pencipta. Dalam istilah ayat di atas kita disebut masih berada di dalam kondisi ‘mati’. Ini sesuai dengan informasi ayat lain, yang menamai fase itu sebagai fase yang ‘belum bisa disebut’ alias tak berbentuk.

QS. Al Insaan (76): 1-2
Bukankah telah datang kepada manusia suatu fase dari perjalanan waktu, dimana ketika itu dia masih berupa sesuatu yang belum bisa disebut?

(Setelah itu) sungguh Kami menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur (dalam proses pembuahan), yang Kami hendak mengujinya (dalam kehidupan di dunia). Karena itu Kami jadikan dia (bisa) mendengar dan melihat.

FASE KE-2, adalah fase ‘dihidupkan’ di dunia, sejak berupa embrio di dalam rahim sampai mencapai umur yang tua renta. Diceritakan dalam puluhan ayat, salah satunya berikut ini.

QS. Al Hajj (22): 5
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah (benda mati). Kemudian dari setetes air mani (sperma & ovum). Kemudian dari embrio (alaqah). Kemudian dari gumpalan daging (janin) yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. Agar (bisa) Kami jelaskan kepada kalian (proses penciptaan itu). Dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian kalian mencapai kedewasaan. Dan di antara kalian ada yang dimatikan (saat usia muda), dan (adapula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga dia tidak tahu lagi sesuatu yang dulu telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi yang kering ini, bila Kami turunkan air di atasnya, ia menjadi hidup. Dan subur serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

FASE KE-3, adalah fase ‘dimatikan’. Jasadnya dikubur di dalam tanah atau dikremasi atau hancur karena sebab-sebab lain, tapi jiwanya tetap hidup, berpindah ke alam berdimensi lebih tinggi yang disebut ‘alam barzakh’.

QS. Al Mukminuun (23): 99-100
(Demikianlah orang-orang ingkar itu), hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (barzakh) sampal hari mereka dibangkitkan (di akhirat kelak).

FASE KE-4, adalah fase dihidupkan kembali. Itulah ‘hari kebangkitan’ yang akan terjadi di alam akhirat. Manusia memperoleh ganjaran atas segala amal perbuatannya ketika hidup di fase-fase sebelumnya. Yang beruntung akan ditempatkan di surga, yang celaka di dalam neraka. Berapa lama? Selama alam semesta masih ada, persis seperti difirmankan Allah dalam ayat berikut ini.

QS. Huud (11): 106-108
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (sambil merintih).

Mereka menetap di dalamnya selama langit dan bumi masih ada, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.

Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka menetap di dalamnya selama langit dan bumi masih ada, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.

Di akhirat itu manusia tidak bisa mati lagi, sebagaimana diceritakan oleh Allah di dalam sejumlah firman-Nya dengan gaya bahasa universal. Atau juga diceritakan di dalam hadits dengan istilah ‘kematian sudah disembelih’ – sesuai dengan istilah di zaman hadits itu ditulis.

QS. Ad Dukhan (44): 56-57
Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya (surga) kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.

QS. Ibrahim (14): 17
‘’... Dan datanglah (ancaman) kematian kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati (di dalam neraka). Dan di hadapannya masih ada azab yang berat.’’

Namun, meskipun tidak bisa mati lagi, dikarenakan hukum alam yang berjalan terbalik, bukan berarti manusia bakal ada selama-lamanya. Karena, sebagaimana telah saya ceritakan panjang lebar di notes terdahulu, alam semesta mengalami proses penyusutan menuju pada ketiadaan: big crunch alias kiamat kubra. Itulah fase terakhir drama penciptaan alam semesta, sebagaimana tahapan berikut ini.

FASE KE-5, adalah fase lenyap kembali kepada Sang Pencipta. Yakni, saat terjadinya kiamat Kubra berupa runtuhnya alam semesta ke pusatnya, dimana dulu Allah memulai penciptaan disitulah Allah bakal melenyapkan seluruh ciptaan-Nya. Lantas, Dia akan memulai kembali ‘drama kehidupan’ alam semesta yang baru, beserta segala peristiwa yang mengisinya. Apakah kita akan diciptakan lagi? Hhehe, tanyakan sendiri saja kepada Sang Pencipta: apakah Anda cukup penting untuk diciptakan lagi..? :)

QS. Al Anbiyaa’ (21): 103-104
Mereka (yang berada di surga) tidak bersedih oleh kedahsyatan yang besar (kiamat kubra), dan mereka didampingi para malaikat (yang berkata): ‘’Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu (untuk kembali kepada-Nya).’’

Pada hari Kami gulung (tujuh lapisan) langit sebagaimana menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama (di pusat alam semesta) begitulah Kami akanmengulanginya (drama penciptaan yang baru). Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.

Penciptaan ‘babak baru’ dalam drama alam semesta itu, secara kosmologi digambarkan sebagai runtuhnya ruang-waktu-materi-energi ke dalam ketiadaan, yang kemudian diikuti dengan ledakan besar kembali sebagai awal episode berikutnya. Terserah Allah. Karena Dia memang Zat Yang Maha Berkehendak. Alam semesta yang berisi triliunan benda langit dengan segala peristiwanya ini tak lebih hanyalah setitik debu di dalam pamer Kekuasaan-Nya yang tiada terbatas. Apalagi cuma Anda, atau saya: hmm, bukan siapa-siapa..!

QS. Al Qashash (28): 88
Janganlah kamu sembah bersama Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu bakal binasa, kecuali Allah saja. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.


Wallahu a’lam bishshawab Agus Mustofa 

3 komentar:

  1. Konsep yg anda bicarakan di atas sebenarnya tidak akan bisa dilogika baik secara sains maupun ilmu yg lain-lain. Malah konsep tsb lebih mirip konsep reinkarnasi bagi sebagian agama atau kepercayaan lain hanya saja dg konteks yg jauh lebih panjang lebar dan bertele-tele. Saya pribadi merasa sedih dan kecewa pernyataan anda tsb. Sulit untuk menelaah sumber kesalahan yg telah anda percayai tsb krn itu bersumber dari sekian byk pengalaman pribadi anda.
    Terus terang saya tidak setuju dg pernyataan di atas. Sebenarnya saya bisa memahami maksud anda sampai sejauh mana. Namun bukankah Allah Maha Besar dan Maha Pencipta. Maka untuk menjawab pernyataan anda tadi adalah: saya yakin bahwa akhirat itu kekal. Bukan krn akhirat itu sendiri namun dikarenakan Allah SWT yg mengekalkan akhirat tsb.
    Kemudian untuk penciptaan BABAK BARU yg anda katakan, tidak perlu bagi Allah SWT untuk menghancurkan alam akhirat yg sudah kekal itu sendiri. Mudah saja bagi Allah SWT untuk menciptakan alam semesta BARU dg permulaan BIG BANG. Sehingga dimulailah BABAK BARU SEMESTA BARU TANPA menghancurkan alam akhirat. Dimulai juga adanya manusia-manusia baru. Dari sekian trilyunan bintang memang kita ini sgt kecil sekali. Apa perlu juga teori BEDA DIMENSI dikemukaan disini, saya rasa tidak perlu.
    Anda membanggakan pengetahuan sains anda sampai mengakibatkan fantasi liar anda kemana-mana tidak tentu arah. Padahal saya merasa pengetahuan anda msh dangkal.
    Sebagian pernyataan anda terlalu berani dan berpotensi menyesatkan mereka yg pengetahuan agamanya msh minim. Jgn sampai dosa mereka akan anda pikul sampai hari kiamat nanti krn ajaran "sinting" anda tsb.
    Terakhir, saya jg manusia biasa yg tdk luput dari salah dan khilaf. Saya mhn maaf kpd anda dan saya mhn ampun kpd Allah SWT.
    Wallahu a’lam bishshawab

    BalasHapus
  2. Apakah anda yakin dg kebenaran hukum alam yang berjalan terbalik? Apakah Rasulullah pernah berbicara mengenai hal tsb, padahal beliau yg paling byk diberi ilmu pengetahuan oleh Allah Swt baik berupa ilmu yg nyata maupun yg gaib. Teori anda yg menyatakan alam semesta mengalami proses penyusutan menuju pada ketiadaan: big crunch alias kiamat kubra yg merupakan fase terakhir drama penciptaan alam semesta tidak lain dan tidak bukan lebih mengarah kepada KONSEP KESIA-SIAAN! Lagipula apa anda yakin teori tsb benar adanya??
    Logika sederhana saja, bila surga dan neraka tidak kekal lalu buat apa kita beribadah? pelaku maksiat juga tidak perlu takut kan? Buat apa diciptakan dunia bila akhirat toh jg sama-sama tidak kekal? SIA-SIA semua kan?
    Sungguh Maha Suci Allah dari perbuatan sia-sia tsb!!

    Sekali lg saya tekankan tidak perlu bagi Allah Swt untuk menghancurkan alam akhirat yg sudah dikekalkan olehNYA. Cukup mudah bagi Allah SWT untuk menciptakan alam semesta yang baru, beserta segala peristiwa yang mengisinya alias dunia kehidupan yg baru. Ternyata masih sgt sempit pemikiran sains anda bila berpikir dunia baru diciptakan hanya setelah menghancurkan dunia lama.
    Apakah kita akan diciptakan lagi? tanyakan sendiri saja kepada Sang Pencipta? ini jg pertanyaan yg "sinting". Jadi menurut anda untuk mengisi dunia baru tsb, Allah membutuhkan roh-roh kita untuk mengisinya kembali? Padahal sgt mudah bagi Allah Swt untuk menciptakan roh-roh baru bukan?? Dengan demikian alam akhirat yg ada saat itu tetap bersifat kekal bukan?
    Sebenarnya saya sdh membaca beberapa buku karangan anda, misal konsep penciptaan adam. tidak masalah Anda dg teori-teori anda berpendapat demikian, msh saya biarkan. Manusia hanya berpendapat, kebenaran pasti di tgn Allah Swt. Namun ketika Anda berbicara ttg siksa kubur dan akhirat yg tdk kekal, dlm hal ini saya merasa perlu turun tgn berdiskusi apa yg saya yakini benar. Saya jg sempat berfantasi liar spt yg Anda bicarakan tsb namun Alhamdulillah semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan hidayah semoga saya tidak mjd org-org yg asbun (asal bunyi) alias nyeleneh.
    Terakhir kebenaran hanya di tgn Allah swt, saya jg manusia biasa yg tdk luput dari salah dan khilaf. Saya mhn maaf kpd anda dan saya mhn ampun kpd Allah SWT.
    Wallahu a’lam bishshawab

    BalasHapus
  3. Imam Ali bin Abi Thalib as mengatakan:

    “Dunia ini merupakan tempat lewat, sedangkan akhirat me­rupakan tempat tinggal.”

    Akhiratlah yang membuat dunia fana ini berarti. Akhiratlah yang merupakan tujuan dan yang membuat hiruk pikuk aktivitas di dunia ini jadi bermakna. Seandainya tak ada akhirat yang abadi itu, tentu tak ada tujuan akhir, sehingga dunia fana ini tentu akan menjadi semacam labirin, sedangkan alam semesta, dalam bahasa Al-Qur’an, tentu akan sia-sia dan hanya main-main saja.

    Namun para nabi dan rasul datang untuk menghilangkan keraguan dalam hal ini, dan untuk memperkenalkan kita dengan kebenaran, yang kalau kita tidak tahu kebenaran ini maka alam semesta ini akan tak ada artinya di mata kita. Begitu pula dengan konsep akhirat yg tidak kekal. Kalau kita menganut konsepsi kesembronoan ini, maka eksistensi kita sendiri jadi tak ada artinya dan tak ada tujuannya. Sia-sia saja hidup di dunia ini. Efek dari iman kepada akhirat adalah kita jadi berpikiran bahwa eksistensi kita ada tujuannya dan memberikan arti bagi kita, pikiran, kehidupan dan tujuan kita.

    Wallahu a’lam bishshawab

    BalasHapus