Usia kita, rahasia Allah. Kita tidak pernah tahu. Dengan cara apapun. Berapa panjangnya usia kita. Apa capaian maksimalnya. Urutan tangga-tangga seperti apa yang akan dilalui sepanjang usia.
Maka, kita ada untuk berusaha. Kita ada untuk berdoa. Dengan maksimal. Agar tercapai yang ideal.
Allah telah mengirimkan petunjuk lengkap bagi kita semua. Al-Qur’an utamanya. Kemudian Rasul yang membawa wahyu melalui hadits-hadits beliau. Petunjuk untuk memasuki area kebaikan. Petunjuk untuk menghindari liang lubang kerusakan. Petunjuk untuk menjalani hidup di dunia hingga ke akhirat nanti. Kedua petunjuk itu, telah diaplikasikan dengan sempurna oleh sang pembawa risalah; Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Tetapi, terkadang pemikiran sempit masih sering mengungkung muslimin hari ini. Rasul diyakini sebagai pemberi petunjuk tentang tata cara shalat. Tetapi saat bicara tentang pendidikan generasi, teori yang diusung tidak menyentuh Rasul sama sekali. Pembahasan tentang akhlak, Rasul menjadi rujukan. Tetapi saat permasalahan komunikasi suami istri, rumah tangga terbaik itu tidak dilirik sebagai sumber solusi. Bicara tentang cara mengajak orang kepada kebaikan, kita bertanya kepada Rasul. Tetapi tentang urutan perkembangan usia agar efektif dan produktif, jauh dari nilai Rasul.
Padahal kita sering membaca sekaligus mengklaim bahwa Rasul adalah teladan terbaik. Teladan terbaik? Ternyata masih dibatasi pada masalah tertentu. Hal-hal yang dianggap memerlukan penelitian ilmiah, Rasul diabaikan. Seakan ada kata terucap, Rasul tidak ilmiah.
Padahal umat ini tidak akan mencapai kebesarannya sebelum kembali menjadi Rasul sebagai satu-satunya teladan utama. Di segala hal. Di semua bidang.
Padahal penelitian ilmiah selalu membuktikan kebenaran kalimat-kalimat nubuwwah. Dan penelitian ilmiah yang menabrak petunjuk Rasul, pasti akan luluh lantak oleh penelitian berikutnya atau oleh hasil yang mengecewakan. Para ilmuwan itu sering mengucapkan ayat al-Qur’an walau mereka tidak sedang membacanya, tetapi sedang mengungkapkan kesimpulan penelitian yang mereka lakukan bertahun-tahun. Dunia ini, zaman ini, sedang mencari Rasulullah.
Mari kita lihat kali ini tentang sesuatu yang sering diabaikan dari sejarah Rasulullah. Padahal setiap inci sejarah beliau adalah petunjuk terang benderang untuk kegelapan zaman kapan pun.
Yaitu tentang usia ideal.
Rasulullah telah menyampaikan sebagai ketentuan yang datang dari Allah Pencipta manusia,
أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, sedikit yang melampaui itu.” (HR. Tirmidzi no 2331, ia berkata: hasan ghorib dan Ibnu majah no 4236, al-Albani berkata: hasan shahih)
Lagi...hadits ini menantang para peneliti dunia. Muslim dan non muslim. Silakan diteliti dengan obyektif. Apapun hasil penelitiannya, pasti hanya akan menguatkan sabda Rasul tersebut. Bahwa rata-rata usia manusia hari umat ini kisarannya antara 60-70 tahun saja.
Usia Rasul, Usia Sedang, Usia Ideal
Rasulullah, berapa usia beliau saat wafat? Beliau mencapai usia 63 tahun. Bukankah angka ini seperti sabda beliau, antara 60-70 tahun. Inilah yang semakin menguatkan bahwa apapun yang disampaikan dalam al-Qur’an dan hadits, beliau ada pada titik paling ideal. Termasuk panjang usia ideal ini.
Usia Rasul, Usia Sedang, Usia Ideal
Rasulullah, berapa usia beliau saat wafat? Beliau mencapai usia 63 tahun. Bukankah angka ini seperti sabda beliau, antara 60-70 tahun. Inilah yang semakin menguatkan bahwa apapun yang disampaikan dalam al-Qur’an dan hadits, beliau ada pada titik paling ideal. Termasuk panjang usia ideal ini.
Uniknya, ke empat shahabat beliau yang memimpin pada fase khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah, tiga di antara mereka berusia sama dengan usia Rasulullah. Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, ketiga generasi terbaik Rasul itu wafat seperti usia Rasulullah; 63 tahun. Sementara Utsman bin Affan mewakili kalimat nabi (sedikit yang melampaui itu). Utsman wafat pada usia 82 tahun. Radhiallahu anhum ajma’in.
Dari sini kita belajar, bahwa berapapun usia kita tidaklah terlalu penting. Tetapi yang terpenting adalah penuh keberkahan. Shahabat Anas bin Malik yang usianya mencapai 103 tahun, atau Imam an-Nawawi yang usianya hanya 45 tahun, keduanya adalah kehidupan yang penuh kebaikan, waktu-waktu yang mengukir karya dan prestasi abadi sepanjang zaman.
Shahabat Anas memang mendapatkan beberapa doa dari Nabi. Di antara doa Nabi untuk Anas adalah umur panjang. Persis seperti doa Nabi, Anas meninggal pada usia yang terbilang panjang untuk umat Rasulullah. Dengan karya-karya peradaban bersama kafilah shahabat Nabi yang lain. Anas meninggal di dalam istananya di Kota Bashrah, Irak. Radhiallahu anhu.
Adapun Imam An-Nawawi, sangat bisa merasakan keberkahan waktunya. Benar, sejarah mencatat kegemilangan karya tulis Imam an-Nawawi. Di usia yang hanya 45 tahun, an-Nawawi menghasilkan karya sangat banyak dan terbaik di bidangnya. Untuk fikih, karya an-Nawawi menjadi rujukan utama di Madzhab Syafi’i. Karya beliau Raudhatut Thalibin dicetak hari ini menjadi 8 jilid, di mana setiap jilidnya sekitar 600 an halaman (Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub, 1423H).
Sementara Kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab yang juga merupakan kitab fikih induk adalah kitab terakhir yang beliau tulis sebelum wafatnya. Bahkan beliau tidak sempat menyelesaikan kitab ini. Imam an-Nawawi menulis hingga Bab Riba saja, sisanya dilanjutkan oleh Taqiyuddin Abul Hasan Ali bin Abdul Kafi as-Subki sampai akhir bab fikih. Di mana tulisan Imam an-Nawawi sendiri sebanyak 9 jilid yang masing-masing jilidnya sekitar 500 halaman (Dar al-Fikr). Di bidang hadits an-Nawawi juga pakar. Karya tulisnya juga banyak. Yang paling terkenal di dunia ini adalah Kitab Riyadhus Shalihin yang selesai ditulis pada hari Senin 14 Ramadhan 670 H di Damaskus. Kitab ini mencakup 1896 hadits. Ada lagi kitab hadits beliau yang lebih besar dari kitab ini, adalah al-Minhaj penjelasan untuk Shahih Muslim yang terdiri dari 9 jilid (Dar al-Ma’rifah). Ini semua hanya sebagian dari karya usia yang pendek tetapi diberkahi Allah. Rahimakallah Ya Aba Zakariyya...
Jadi, bagi seorang muslim berapapun usia yang diberikan Allah, yang jauh lebih penting dari sekadar panjang adalah berkah dan penuh ketaatan kepada Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat:
السّعادَةَ كلَّ السَّعادَةِ طولُ العُمُرِ في طاعَةِ اللَّهِ
“Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Al-Hakim, ad-Dailami dan al-Qudha’i. Para ulama hadits berbeda pendapat tentang keshahihan hadits ini. Al-Munawi (Faidh al-Qadir 4/140) menukil pernyataan al-Iraqi: ada kedhaifan pada sanadnya. Tetapi al-‘Ajaluni (Kasyful Khafa’ no. 1473) mengangkat hadits ini: Hadits hasan lighoirih. Al-Albani (as-Silsilah adh- dha’ifah) berkata: dhaif)
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طالَ عُمُرُهُ وحَسُنَ عَمَلُهُ
“Sebaik-baik manusia, yang panjang usianya dan baik amalnya.” (HR. Ahmad no. 17734 dan Tirmidzi no. 2329, Tirmdizi berkata: Hasan Gharib. Al-Albani (as-Silsilah ash-Shahihah no. 1836) berkata: Shahih)
Sekadar panjang umur bukanlah prestasi hidup. Apalagi panjang usia yang hanya menjadi beban bagi orang lain.
Doanya orang beriman juga tidak meminta sekadar panjang umur. Walaupun Nabi mengizinkan untuk berdoa agar panjang umur, sebagaimana Nabi sendiri mendoakan Anas bin Malik agar panjang umur. Tetapi bukan hanya panjang umur, umur haruslah berkah, penuh karya kebaikan di dunia dan berujung surga.
Doanya orang beriman juga tidak meminta sekadar panjang umur. Walaupun Nabi mengizinkan untuk berdoa agar panjang umur, sebagaimana Nabi sendiri mendoakan Anas bin Malik agar panjang umur. Tetapi bukan hanya panjang umur, umur haruslah berkah, penuh karya kebaikan di dunia dan berujung surga.
Yang meminta untuk sekadar berumur panjang adalah orang-orang Yahudi dan musyrik, yang disebut al-Qur’an sebagai orang yang rakus kehidupan dunia.
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 96)
Rasulullah adalah orang yang usianya adalah usia sedang, rata-rata usia umat ini. Sebagai usia ideal yang penuh karya kebesaran. Bahkan karya terbesar yang pernah diukir di permukaan bumi ini.
Sumber : Budi Ashari - http://www.cahayasiroh.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar