Diantara kita, mungkin masih banyak yang mengira bahwa jalan yang terletak dekat UNY yang menjulur hingga ke Ring Road Utara adalah jalan Gejayan. Padahal di pertigaan jalan itu terpampang nama Jalan Afandi. Saya sendiri dulunya heran, padahal namanya Jalan Gejayan kok ada nama Jalan Afandi. Kenapa bisa begitu ? Ternyata terdapat peristiwa sejarah yang berada di jalan Gejayan tersebut. Peristiwa Reformasi dan kerusuhan bulan Mei 1998 di Yogyakarta tentu tidak dapat dipisahkan dari jalan Gejayan dan Kolombo disamping tempat-tempat lain seperti Bunderan UGM, Kantor Pos Besar dll. Jalan yang berada di jantung pemerintahan Kecamatan Depok ini terletak dekat dengan kampus-kampus besar di Yogyakarta seperti IKIP Karangmalang (sekarang UNY), Universitas Sanata Darma dan dekat kampus UGM. Selain itu jalan ini menjadi salah satu akses utama masyarakat kecamatan Depok menuju tempat perbelanjaan, Kantor Pemerintahan dan tentu saja sebagai penghubung ke kecamatan atau kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jalan Gejayan dan Kolombo merupakan tempat bersejarah yang dimana dijalan ini mahasiswa-mahasiswa dari kampus-kampus di daerah Yogyakarta menyalurkan aspirasi. Di jalan ini pula kerusuhan yang menyebabkan toko-toko terbakar, rusak serta penjarahan terjadi. Massa demonstran yang semula berasal dari kalangan akademisi menjalankan aksinya dengan damai, berubah menjadi aksi anarkis ketika massa dari berbagai elemen ikut didalamnya. Hal ini yang menjadi salah satu awal tidak terkendalinya massa demonstran dan awal terjadinya kerusuhan.
Peristiwa yang tertanam dalam ingatan dalam kejadian kerusuhan di jalan Gejayan dan Kolombo pada bulan Mei 1998 adalah peristiwa tewasnya mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Mahasiswa yang bernama lengkap Moses Gatutkaca ini tewas pada hari Jum’at tanggal 8 Mei 1998. Moses Gatutkaca merupakan salah satu pahlawan reformasi yang gugur di Ibu kota.
Moses ditemukan sekarat oleh beberapa mahasiswa dari Posko PMI Universitas Sanata Dharma, sesaat setelah aparat melakukan pembersihan di daerah bentrokan sekitar hotel Radisson Yogyakarta ( Jogja Plasa Hotel). Moses ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangannya patah menelikung ke belakang, dan kepalanya mengalami luka parah. Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir. Dengan menggunakan ambulans Moses dibawa ke rumah sakit PAnti Rapih sekitar pukul 21.55 WIB, dalam perjalanan ia kemudian meninggal. Dari hasil visum dokter menyatakan korban mengalami pendarahan telinga dan mulut diduga mengalami retak tulang dalam dasar tengkorak.
Sebagai bentuk penghormatan maka sejak tanggal 20 Mei 1998 Jalan Kolombo yang berada disebelah utara hotel Radisson (Jogja Plaza) ini diubah namanya menjadi jalan Moses Gatutkaca. Sedangkan jalan Gejayan berubah nama menjadi Jalan Affandi. Tentu apapun nama jalannya saat ini kita tentu takkan bisa melepaskan dengan nama Jalan Gejayan, bahkan masih banyak orang yang tidak tahu tentang berubahnya nama Jalan Gejayan menjadi Jalan Affandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar