Di antara sarana penyebab lahirnya kegembiraan dan sirnanya berbagai kegundahan dan keruwetan adalah berupaya keras menyingkirkan penyebab kegundahan itu dan meraih berbagai sarana yang yang dapat membuahkan kegembiraan. Yaitu dengan melupakan cobaan-cobaan yang telah lampau yang tidak mungkin diputar ulang, dan menyadari bahwa kekalutan hati untuk memikirkan hal itu adalah suatu tindakan sia-sia dan tidak dibenarkan oleh akal yang sehat, dan bahwasanya memikirkan hal yang semacam itu adlah suatu kebodohan dan kegilaan.
Jadi ia harus menekankan agar tidak memikirkan cobaan masa lalu itu. Juga agar ia menekan hatinya agar tidak gelisah atau guncang menghadapi masa yang akan datang, yang dibayangkannya akan menghadapi kemiskininan atau kekhawatiran atau bayang-bayang masa depan yang buruk yang lain. Hendaknya ia mengetahui, bahwa segala peristiwa di masa mendatang, baik itu keberuntungan atau keburukan , harapan baik atau derita, adalah tidak dapat diketahui, dan bahwasanya itu semua di Tangan Allah SWT. yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Sedang di tangan hamba tiada lain adalah usaha meraih keberuntungan dan menangkis keburukan di masa mendatang itu. Di samping itu hendaknya seorang hamba mengetahui, bahwa jika ia memaling-kan pikirannya dari bayang-bayang kegelisahan masa depan dan bertawakal kepada Allah untuk mbembenahinya serta percaya penuh kepada Nya saat melakukan itu semua, niscaya hatinya akan tenteram, kondisinya akan membaik dan akan sirnalah kegundahan maupun keguncangan itu.
Jadi ia harus menekankan agar tidak memikirkan cobaan masa lalu itu. Juga agar ia menekan hatinya agar tidak gelisah atau guncang menghadapi masa yang akan datang, yang dibayangkannya akan menghadapi kemiskininan atau kekhawatiran atau bayang-bayang masa depan yang buruk yang lain. Hendaknya ia mengetahui, bahwa segala peristiwa di masa mendatang, baik itu keberuntungan atau keburukan , harapan baik atau derita, adalah tidak dapat diketahui, dan bahwasanya itu semua di Tangan Allah SWT. yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Sedang di tangan hamba tiada lain adalah usaha meraih keberuntungan dan menangkis keburukan di masa mendatang itu. Di samping itu hendaknya seorang hamba mengetahui, bahwa jika ia memaling-kan pikirannya dari bayang-bayang kegelisahan masa depan dan bertawakal kepada Allah untuk mbembenahinya serta percaya penuh kepada Nya saat melakukan itu semua, niscaya hatinya akan tenteram, kondisinya akan membaik dan akan sirnalah kegundahan maupun keguncangan itu.
sumber : http://bowo.web.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar