Jakarta, Produk-produk lokal sulit menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sedih memang. Tapi yang lebih menyedihkan, hasil karya yang berhasil menjadi raja di negeri sendiri malah berupa virus komputer.
Rasanya ini tidak perlu dibanggakan. Membuat virus komputer memang membutuhkan keahlian tersendiri. Tapi sayang sekali kalau "prestasi" yang dihasilkan justru berdampak negatif. Siapa yang suka komputernya dijangkiti virus?
Dari ranah penyebarannya, virus lokal juga sudah terdeteksi sampai ke negara-negara tetangga. Tapi siapa yang bangga kalau Indonesia disebut sebagai pengekspor virus?
Data yang diterima dari perusahaan anti virus PT Vaksincom mengungkap bahwa kemunculan virus lokal mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Alfons Tanujaya, spesialis antivirus dari PT Vaksincom mengungkap bahwa sebelum tahun 2005, keberadaan virus lokal bisa dibilang nyaris tak terdengar.
"Tapi di tahun 2006, bisa dibilang ini merupakan tahunnya virus lokal, karena mampu merajai penyebaran virus di tanah air. Tahun 2007 tren tersebut makin menjadi-jadi," ujar Alfons melalui keterangan tertulis yang dikutip detikINET, Selasa (15/5/2007).
Keberadaan virus lokal, menurut Alfons, sudah menjadi ancama utama yang dihadapi oleh komunitas pengguna komputer di tanah air.
"Kreativitas pembuat virus lokal sangat tinggi, walaupun senjatanya terbatas dan hanya mampu melakukan pemrograman dengan Visual Basic," kata Alfons. "Namun 1001 akal digunakan untuk menutupi kelemahan Visual Basic ini, dan beberapa aksi baru dan orisinal dikeluarkan, seperti membuat virus otomatis berjalan setiap kali pengguna komputer mencolokkan Flash Disk pada komputernya," paparnya.
Beberapa virus lain juga ada yang berulah sangat merepotkan, dengan selalu mengunci komputer pada menu logon. Hal ini menyebabkan komputer tidak bisa diakses karena selalu menolak untuk logon, sekalipun pengguna sudah memasukkan username dan password yang benar.
Ekspor Virus
Disampaikan Alfons, penyebaran virus lokal sudah sampai ke berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika. Pihaknya sampai menerima banyak permintaan solusi virus lokal dari Malaysia, Filipina, Perancis, Inggris dan Amerika, karena aksi virus lokal yang sampai di negara-negara tersebut sangat membingungkan sekalipun untuk pengguna komputer yang cukup mahir.
Beberapa aksi "wajib" yang dilakukan virus lokal adalah memalsukan ikon virus (application) menjadi ikon lain. "Jika di tahun 2006 ikon favorit yang dipalsukan adalah ikon MS Word, maka di tahun 2007 terjadi pergeseran di mana ikon favorit yang paling sering dipalsukan adalah ikon folder," ujar Alfons.
Lebih canggih lagi, virus lokal sudah mampu menyesuaikan ikon dengan tipe file. Sebelumnya virus yang menggunakan ikon folder menggunakan tipe file "application", tapi pada generasi berikutnya kelemahan ini disempurnakan dengan menggunakan tipe "file folder".
Hmmm... pembuat virus lokal memang jago membuat virus yang canggih. Tapi alangkah baiknya kalau keahlian tersebut diarahkan untuk hal-hal yang tidak destruktif.
by:detiknet.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar