Dalam sebuah training da’i dan pendidik bertajuk Mengembalikan
Indonesia Dalam Pangkuan Islam (25/05/2013) Dr. Adian Husaini membuka
materinya dengan menarik, menurutnya, akar masalah umat Islam hari ini
bukanlah kurangnya ilmu (ignorance) melainkan kerancuan atau kekacauan ilmu (confusion of knowledge).
Kerancuan ilmu ini menyebabkan hilangnya ketepatan dalam menilai dan menempatkan sesuatu atau diistilahkan dengan lost of adab.
Di mana adab adalah disiplin rohani, akli, dan jasmani yang
memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala
sesuatu pada tempatnya sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan
Allah, sehingga menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri,
masyarakat, dan lingkungannya.
Doktor Peradaban Islam lulusan International Islamic University
Malaysia (IIUM) ini kemudian memberikan contoh realita umat Islam yang
menggambarkan kerancuan cara pandang yang salah. Salah satunya adalah
tentang fenomena umat Islam dalam merespon kontes kecantikan Miss World
2013. Banyak kaum muslimin bahkan mereka yang digelari ustadz tidak
masalah dengan diselenggarakannya ajang Miss World 2013 di negeri ini.
Mereka beralasan karena akan meningkatkan pendapatan negara dalam sektor
pariwisata di Indonesia. Toh katanya Miss World tahun ini tidak
menampilkan agenda berbikini atau disesuaikan dengan budaya ketimuran.
Beliau dengan cerdas menampik alasan ini, ”Sekalipun Pakai Mukena,
Miss World Tetap Salah! Mengapa? Karena kontes kecantikan macam ini
berangkat dari cara pandang yang salah tentang bagaimana menghargai
manusia.”
“Dalam kontes semacam ini manusia dihargai, dimuliakan karena
kecantikannya. Kecantikan mereka akan dinilai, dipertontonkan.. Cantik
itu ada rumusnya… Ada ahli yang menilai, oh..iya ini proporsional,”
lanjut beliau.
“Apa cantik itu prestasi? Kalau awalnya tidak punya hidung kemudian
bisa membuat hidung sendiri dan menjadi cantik, iya itu prestasi,”
ujarnya.
Ustadz yang pada kesempatan tersebut menyampaikan makalah berjudul
Kurikulum Agama dan Sejarah di Sekolah (Studi Kritis) kemudian
memaparkan bahwa, “…Ajang Miss World ini berangkat dari cara pandang
matrealistik. Jika kita menggunakan cara pandang Islam maka, manusia
dihargai, dihormati, bukan karena kecantikannya melainkan karena
keimanannya, ketakwaannya, ilmunya. Itu baru dikatakan beradab. Meski
kemudian ada slogan brain, beauty, behavior…”
Ya, meski ada slogan bukan hanya kecantikan, tetapi juga otaknya,
sikapnya, keberaniannya, itu semua hanya embel-embel guna menutupi
kriteria kecantikan yang tetap diunggulkan. Seperti pernyataan Daoed
Joesoef dalam Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran, “Percayalah,
tidak akan ada gadis sumbing yang akan terpilih menjadi ratu betapapun
tinggi IQ-nya, terpuji sikapnya atau keberaniannya yang mengagumkan.” (esqiel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar