Kamis, Desember 01, 2011

Hitam Putih Qurban, Altar Keramat Bangsa Maya Hingga Syariat Ibrahim


Boleh jadi Qurban merupakan ibadah paling tua di bumi ini, ini kalau kita sepakat bahwa Adam merupakan manusia modern pertama di bumi ini, saya tidak ingin mendebatkan tentang orisinitas ke modernan Adam sebagai manusia pertama. Ibadah Qurban kemudian diwariskan kepada bani Adam yang tersebar di seluruh penjuru bumi. Tradisi Qurban dikenal di berbagai peradaban kuno di setiap pojok bumi ini. Dalam literatur agama tradisi Qurban pertama kali muncul saat kedua putra Adam mempersoalkan jodoh yang Allah telah atur.


Q
urban Ibadah Universal

Keduanya di minta melakukan Qurban, Habil yang mengenal budidaya peternakan diminta mengorbankan dombanya, sedangkan Qabil yang sudah mengenal budidaya pertanian mengorbankan gandum. Allah menerima Qurban Habil yang lebih bagus dan tulus. Sejak saat itu tradisi Qurban kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya dan menyebar keseluruh keturunan Adam. Jadilah ibadah Qurban menjadi ibadah universal.


Di Amerika, suku Maya juga mengenal tradisi Qurban sebagai sarana mendekatkan diri kepada dewa hujan dan dewa matahari bangsa Maya kuno. Qurbannya berupa manusia hidup, biasanya yang dipilih adalah narapidana, budak, anak yatim atau anak haram. Korban persembahan dibaringkan di altar keramat lalu sang eksekutor membelah dada atau perut si korban dan mengambil organ tubuhnya. Bagi suku Maya persembahan darah tersebut memberikan kekuatan dan kesucian bagi umat manusia. Bangsa Mesir kuno juga mengenal tradisi Qurban yaitu dengan menyerahkan perempuan hidup untuk dibuang ke sungai Nil, bagi bangsa Mesir Nil merupakan kehidupan. Dengan persembahan ini bangsa Mesir berharap sungai Nil akan terus memberikan airnya.


1320476989447535586
Ibadah Qurban Suku Maya di Benua Amerika


Bangsa Arab kuno sebelum datangnya Islam juga mengenal tradisi Qurban, umumnya Qurban berupa hewan ternak seperti unta, dimana darah persembahan dipercikan ke Ka’bah. Dalam kebudayaan lembah Indus di anak benua India, tradisi Qurban juga dikenal. Qurban berupa kambing, sapi, domba sampai unta. Qurban dimaksudkan untuk menyenangkan hati para dewa dan memperoleh keberuntungan. Sedangkan dalam tradisi Bani Israel, Qurban dimaksudkan sebagai penebusan dosa. Qurban binatang bani Israil berupa, sapi, domba atau kambing.


Kebudayaan pagan bangsa Eropa juga mengenal tradisi Qurban baik berupa Qurban hewan, buah-buahan hingga yang lebih ekstrem Qurban manusia hidup. Di Jazirah Skandinavia Eropa Utara memiliki tradisi Qurbanyang dipersembahkan untuk dewa Odin (dewa perang). Yang dikorbankan adalah para pendeta yang dianggap sebagai titisan dewa Odin. Kebudayaan Yunani kuno sering disebut menyelenggarakan tradisi Qurban dengan mengorbankan gadis perawan sebagai penebusan dosa.


1320477145226898685


Syariat Ibrahim diwariskan hingga sekarang, Penerus Syariat Nabi Ibrahim

Dalam tradisi Islam syariat Qurban dipercaya berasal dari Nabi Ibrahim (Abraham). Berawal dari mimpi Nabi Ibrahim yang di perintahkan mengorbankan anaknya Ismail. Sampai tiga kali Ibrahim mimpi yang sama yaitu diperintah mengorbankan anaknya, sebuah ujian kesabaran ditimpahkan kepada Ibrahim. Dengan persetujuan si anak Ismail, Ibrahim mantap dengan ketetapan imannya mengorbankan anaknya. Ketika Ismail akan disembelih, Allah mengganti sembelihan Ibrahim dengan seekor Qibas. Sejarah kembali terulang ketika Allah menerima Qurban Habil anak Adam berupa Qibas sejenis domba yang sehat maka Allah mengganti Qurban Ibrahim juga dengan Qibas. Tidak hanya Qurban Ibrahim juga diperintahkan Allah untuk meninggikan Kabah bangunan suci umat manusia sehingga manusia dari segala penjuru bumi akan datang kepusat bumi ini, Kabah sudah ada sejak nabi Adam menghuni jazirah Arabia.


Tradisi Qurban dan ibadah haji kemudian diteruskan oleh keturunan nabi Ibrahim yang menghuni jazirah Arabia.Sebelum sinar Islam datang, kedua ibadah ini penuh dengan beberapa penyimpangan. Sebagian pendapat yang mengatakan bahwa tradisi ini tetap lestari diteruskan oleh sekelompok kecil kaum hanif yaitu pewaris risalah Ibrahim. Syariat suci bapak Abraham diteruskan oleh Nabi Muhammad hingga tetap lestari di jaman sekarang, dari Nabi Adam tradisi dipelihara oleh nabi Ibrahim, di taati oleh para nabi Bani Israil hingga di sempurnakan oleh nabi besar Muhammad. Qurban di lakukan pada setiap bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam yaitu setelah shalat Idul Adha.

Sisi Humanis Ibadah Qurban
Islam mengakui konsep persembahan kepada Allah berupa penyembelihan hewan, namun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bersih dari unsur penyekutuan terhadap Allah. Islam memasukkan dua nilai penting dalam ibadah Qurban ini, yaitu nilai historis berupa mengabadikan kejadian penggantian Qurban nabi Ibrahim dengan seekor domba dan nilai kemanusiaan berupa pemberian makan dan membantu fakir miskin pada saat hari raya.
Dalam hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah ditanyai “untuk apa sembelihan ini?” belian menjawab: “Ini sunnah (tradisi) ayah kalian nabi Ibrahim a.s.” lalu sahabat bertanya:”Apa manfaatnya bagi kami?” beliau menjawab:”Setiap rambut Qurban itu membawa kebaikan” sahabat bertanya: “Apakah kulitnya?” beliau menjawab: “Setiap rambut dari kulit itu menjadi kebaikan”. Quran suci mengatakan bahwa “Dagingnya dan darahnya tak sekali-kali mencapai Allah. Tetapi yang mencapai dia ialah taqwa kamu ” :22:37) 


Sumber : YasirMaster

Tidak ada komentar:

Posting Komentar